Ditulis Oleh: Agus Sofyan
Kesehatan merupakan nikmat Allah SWT yang tak terkira yang diberikan kepada
hamba-Nya sebagai salah satu tanda kasih sayangNya demi memenuhi kebutuhan
hidup manusia. Jika kondisi fisiknya tidak sehat, seseorang akan menghadapi
hambatan yang lebih banyak dalam melakukan segenap aktivitas keseharian. Pada
jaman modern yang serba cepat dan sibuk ini, nikmat sehat makin terasa
dibutuhkan seiring dengan makin bertambah banyaknya tugas dan kesibukan
seseorang. Agar mampu beribadah dan bekerja dalam kondisi yang serba sibuk ini,
selayaknya seorang muslim memandang penting masaah kesehatan.
Bagi seorang muslim, contoh terbaik dalam menjaga kesehatan adalah contoh
diberikan oleh Rasulullah SAW. Rasulullah sangat jarang mengalami sakit
meskipun mempunyai banyak aktivitas seperti berdakwah, beribadah, dan bahkan
terjun langsung dalam peperangan, serta sering menghadapi hal-hal yang sangat
menekan perasaan. Menurut beberapa sirah, selama hidupnya Rasulullah hanya
sakit dua kali. Yaitu saat menerima wahyu pertama, ketika itu beliau mengalami
ketakutan yang sangat sehingga menimbulkan demam hebat, dan yang satunya lagi
menjelang beliau wafat. Saat itu beliau mengalami sakit yang cukup parah,
hingga akhirnya wafat. Ada pula yang menyebutkan bahwa Rasulullah mengalami
sakit lebih dari dua kali termasuk ketika sakit di tenung oleh seorang Yahudi
dan di racun oleh seorang wanita Yahudi setelah perang Khaibar.
Mengapa Rasulullah jarang sakit? Pertanyaan yang sangat menarik untuk
dikemukakan. Secara umum, Rasulullah SAW jarang sakit karena mampu mencegah
hal-hal yang berpotensi mendatangkan penyakit. Dengan kata lain, beliau sangat
menekankan aspek pencegahan daripada pengobatan. Banyak ayat-ayat AlQuran dan
Sunnah yang mengemukakan upaya pencegahan penyakit. Dalam shahih Bukhari saja tak
kurang dari 80 hadist yang membicarakan masalah ini. Belum lagi yang tersebar
di dalam kitab Shahih muslim, Sunan Abu Dawud, Tirmidzi, Baihaqi, Ahmad, dan
lain-lain.
Ada beberapa kebiasan Rasulullah SAW yang menjadikan beliau sangat sehat lahir
batin, antara lain:
1. Tidur Sehat Ala Rasul
Ajaran Islam sebagai ajaran yang menyeluruh, memberikan tuntunan disegala sisi
keidupan manusia, tidak terkeculai dalam hal tidur. Sebelum tidur biasakan
membersihkan diri dengan berwudhu’ dan bersiwak (mengosok gigi). Meskipun Cuma
tidur bukan berarti seenaknya saja. Tidurlah dengan pakaian yang pantas, jangan
pakaian yang menyiksa raga seperti ketat dan menyesakan sehinggga mengganggu
ketentraman tidur. Ada baiknya sebelum tidur membersihkan tempat tidur agar
sangat nyaman. Jangan sampai lupa berdoa dan berdzikir. Dengan berdoa dan
berzikir Insya Allah terhindar dari mimpi buruk.
Rasulullah tidur lebih awal dan bangun lebih awal. Rasulullah selalu mengajak
umatnya agar selalu bangun sebelum waktu subuh serta melaksanakan sholat shubuh
di masjid. Selain mendapat pahala, dengan berjalan ke masjid, kita akan
menghirup udara subuh yang segar dan mengandung oksigen. Karena itu orang yang
suka bangun pagi dan menghirup udara pagi mempunyai paru-paru yang lebih kuat
dan sehat. Disamping itu, udara subuh dapat memperkuat pikiran dan menyehatkan
perasaan. Keuntungan yang akan diperoleh adalah badan sehat, otak cerdas,
penghidupan lapang dan mendapatkan kebaikan di dunia akhirat.
Sebelum tidur dianjurkan untuk berdoa, sebagaimana Rasulullah mencontoh doa
sebelum tidur:
“Dengan namaMu ya Allah, aku hidup dan aku mati” (HR Bukhari-Muslim).
Kemudian ketika bangun tidur kita juga dianjurkan untuk berdo’a:
“Segala puji bagi Allah yang telah menghidupkan kami setelah Ia mematikan kami.
Dan kepadaNyakita semua berkumpul” (HR Bukhari)
Prinsipnya, cepat tidur dan cepat bangun. Beliau tidur di awal malam dan bagun
pada pertenganhan malam kedua. Biasanya Rasulullah SAW bangun dan bersiwak,
lalu berwudhu dan sholat sampai waktu diizinkan Allah. Beliau tidak pernah
tidur melebihi kebutuhan. Penelitian yang dilakukan di Jepang dan di AS selama
enam tahun dengan responden berusia 30 sampai dengan 120 tahun menyimpulkan
bahwa orang yang biasa tidur lebih dari 8 jam sehari memiliki risiko kematian
yang lebih cepat. Sangat berlawanan dengan mereka yang bisa tidur 6 - 7 jam
sehari. Nah Rasulullah SAW biasa tidur selepas Isya untuk kemudian bangun
malam. Jadi beliau tidur tidak lebih dari 8 jam.
Cara tidur Rasulullahpun sarat makna. Ibnu Qoyyim, seorang intelektual Islam
berkata: “Barangsiapa yang memperhatikan pola tidur Rasulullah, niscaya ia akan
memahami pola tidur yang benar dan paling bermanfaat untuk badan dan organ
tubuh”. Ibnu qayyim Al Jauziyyah dalam buku Metode Pengobatan Nabi mengungkapkan
bahwa Rasul tidur dengan memiringkan tubuh kearah kanan, sambil berzikir kepada
Allah hingga matanya terasa berat. Tekadang beliau memiringkan badannya
kesebelah kiri sebentar,untuk kemudian kembali ke sebelah kanan. Tidur seperti
ini merupakan tidur paling efisien.
Tiga manfaat yang dapat diambil dari posisi tidur miring ke kanan, yaitu:
a. Menjaga saluran pernafasan
Tidur miring mencegah jatuhnya lidah ke pangkal yang dapat mengganggu saluran
pernafasan. Tidur dengan posisi telentang, mengakibatkan saluran pernafasan
terhalang oleh lidah. Yang juga mengakibatkan seseorang mendengkur. Orang yang
mendengkur saat tidur menyebabkan tubuh kekurangan oksigen. Bahkan terkadang
dapat mengakibatkan terhentinya nafas untuk beberapa detik yang akan membangunkannya
dari tidur. Orang tersebut biasanya akan bangun dengan keadaan pusing karena
kurangnya oksigen yang masuk ke otak. Tentunya ini sangat mengganggu kualitas
tidur.
b. Menjaga kesehatan jantung
Tidur miring ke kanan membuat jantung tidak tertimpa organ lainnya. Hal ini
disebabkan karena posisi jantung yang lebih condong berada di sebelah kiri.
Tidur bertumpu pada sisi kiri menyebabkan curah jantung yang berlebihan, karena
darah yang masuk ke atrium juga banyak yang disebabkan karena paru-paru kanan
berada di atas. Sedangkan paru-paru kanan mendapatkan pasokan darah yang lebih
banyak dari paru-paru kiri.
c. Menjaga kesehatan paru-paru
Paru-paru kiri lebih kecil dibandingkan dengan paru-paru kanan. Jika tidur
miring ke sebelah kanan, jantung akan condong ke sebelah kanan. Hal ini tidak
menjadi masalah karena paru-paru kanan lebih besar. Lain halnya jika bertumpu
pada sebelah kiri, jantung akan menekan paru-paru kiri yang
berukuran kecil, tentu ini sangat tidak baik.
Namun Rasullah juga terkadang miring ke kiri untuk sementara dan kemudian
kembali lagi miring ke kanan.
2. Makan Sehat Ala Rasul
Allah berfirman dalam Al Qur’an surat Al A’raf ayat 31:
“Hai anak Adam, kenakan pakaianmu yang indah disetiap memasuki masjid, makan
dan minumlah dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya allah tidak menyukai
orang-orang yang belebih-lebihan.”
Hal senada dapat ditemukan di surat Al Baqarah 168:
“Hai sekalian manusia makan-makanlah yang halal lagi baik dariapa yang
terdapatdi bumi dan jangan kamu mengikuti langkah-langkah syaitan, karena
syaitan musuh yang nyata bagimu.”
Sesungguhnya pangkal penyakit kebanyakan bersumber dari makanan. Maka tak heran
bila Rasulullah memberi perhatian besar dalam masalah ini.
Prinsip pertama makanan dan minuman harus halal dan thoyib (baik). Maksudnya
selain masuk kategori halal, maka makanan dan minuman kaum muslimin harus
bersih dan mengandung kandungan gizi yang cukup.
Prinsip kedua seimbang, sederhana dan tak berlebihan. Rasulullah mengajarkan
untuk makan tidak terlalu kenyang. Lambung cukup di isis dengan 1/3 makanan.
2/3nya untuk minuman dan udara. Rasulullah bersaba: "Anak Adam tidak
memenuhkan suatu tempat yang lebih jelek dari perutnya. Cukuplah bagi mereka
beberapa suap yang dapat memfungsikan tubuhnya. Kalau tidak ditemukan jalan
lain, maka (ia dapat mengisi perutnya) dengan sepertiga untuk makanan,
sepertiga untuk minuman, dan sepertiganya lagi untuk pernafasan" (HR Ibnu
Majah dan Ibnu Hibban).
Rasulullah melarang untuk makan lagi sesudah kenyang. “Kami adalah kaum yang
tidak makan sebelummerasa lapar dan bila kami makan tidak pernah
kekenyangan”(HR Bukhari Musim).
Suatu hari, di masa setelah
wafatnya Rasulullah, para sahabat mengunjungi Aisyah ra. Waktu itu daulah
islamiyah sudah sedemikian luas dan makmur. Lalu, sambil menunggu Aisyah ra,
para sahabat, yang sudah menjadi orang-orang kaya, saling bercerita tentang
menu makanan mereka yang meningkat dan bermacam-macam. Aisyah ra, yang
mendengar hal itu tiba-tiba menangis. “Apa yang membuatmu menangis, wahai
Bunda?” tanya para sahabat. Aisyah ra lalu menjawab, “Dahulu Rasulullah tidak
pernah mengenyangkan perutnya dengan dua jenis makanan. Ketika sudah kenyang
dengan roti, beliau tidak akan makan kurma, dan ketika sudah kenyang dengan
kurma, beliau tidak akan makan roti.” Dan penelitian membuktikan bahwa
berkumpulnya berjenis-jenis makanan dalam perut telah melahirkan bermacam-macam
penyakit. Maka sebaiknya jangan gampang tergoda untuk makan lagi, kalau sudah
yakin bahwa Anda sudah kenyang.
Salah satu makanan kegemaran
Rasul adalah madu. Beliau biasa meminum madu yang dicampur air untuk
membersihan air liur dan pencernaan. Rasul bersabda, "Hendaknya kalian
menggunakan dua macam obat, yaitu madu dan Alquran" (HR. Ibnu Majah dan
Hakim).
Yang selanjutnya, Rasulullah tidak makan dua jenis makanan panas atau dua jenis
makanan yang dingin secara bersamaan. Beliau juga tidak makan ikan dan daging
dalam satu waktu dan juga tidak langsung tidur setelah makan malam, karena
tidak baik bagi jantung. Beliau juga meminimalisir dalam mengonsumsi daging,
sebab terlalu banyak daging akan berakibat buruk pada persendian dan ginjal.
Pesan Umar ra, “Jangan kau jadikan perutmu sebagai kuburan bagi hewan-hewan
ternak!”
Menu harian Rasulullah adalah sbb:
Lepas dari subuh, Rasulullah membuka menu sarapannya dengan segelas air yang
dicampur dengan sesendok madu asli. Khasiatnya luar biasa. Dalam Al qur’an,
kata “syifa”/kesembuhan, yang dihasilkan oleh madu, diungkapkan dengan isim
nakiroh, yang berarti umum, menyeluruh. Ditinjau dari ilmu kesehatan, madu
berfungsi membersihkan lambung, mengaktifkan usus-usus, menyembuhkan sembelit,
wasir, peradangan, serta menyembuhkan luka bakar.
Masuk waktu dluha, Rasulullah selalu makan tujuh butir kurma “ajwa”/matang.
Sabda beliau, barang siapa yang makan tujuh butir kurma, maka akan terlindungi
dari racun. Dan ini terbukti ketika seorang wanita Yahudi menaruh racun dalam
makanan Rasulullah dalam sebuah percobaan pembunuhan di perang khaibar, racun
yang tertelan oleh beliau kemudian bisa dinetralisir oleh zat-zat yang
terkandung dalam kurma. Bisyir ibnu al Barra’, salah seorang sahabat yang ikut
makan racun tersebut, akhirnya meninggal. Tetapi Rasulullah selamat. Apa
rahasianya? Tujuh butir kurma!
Dalam sebuah penelitian di Mesir, penyakit kanker ternyata tidak menyebar ke
daerah-daerah yang penduduknya banyak mengonsumsi kurma karena kurma memiliki
zat-zat yang bisa mematikan sel-sel kanker. Maka tidak perlu heran kalau Allah
menyuruh Maryam ra, untuk makan kurma di saat kehamilannya sebab bagus untuk
kesehatan janin.
Dahulu, Rasulullah selalu berbuka
puasa dengan segelas susu dan kurma, kemudian sholat maghrib. Kedua jenis
makanan itu kaya dengan glukosa, sehingga langsung menggantikan zat-zat gula
yang kering setelah seharian berpuasa. Glukosa itu sudah cukup mengenyangkan,
sehingga setelah sholat maghrib, tidak akan berlebihan apabila bermaksud untuk
makan lagi.
Menjelang sore hari, menu Rasulullah selanjutnya adalah cuka dan minyak zaitun.
Tentu saja bukan cuma cuka dan minyak zaitunnya saja, tetapi dikonsumsi dengan
makanan pokok, seperti roti misalnya. Manfaatnya banyak sekali, diantaranya
mencegah lemah tulang dan kepikunan di hari tua, melancarkan sembelit,
menurunkan kolesterol, dan memperlancar pencernaan. Ia juga berfungsi untuk
mencegah kanker dan menjaga suhu tubuh di musim dingin.
Ada kisah menarik sehubungan dengan buah tin dan zaitun, yang Allah bersumpah
dengan keduanya. Dalam Al-quran, kata “at tin” hanya ada satu kali, sedangkan
kata “az zaytun” diulang sampai tujuh kali. Seorang ahli kemudian melakukan
penelitian, yang kesimpulannya, jika zat-zat yang terkandung dalam tin dan
zaitun berkumpul dalam tubuh manusia dengan perbandingan 1:7, maka akan
menghasilkan “ahsni taqwim”, atau tubuh yang sempurna, sebagaimana tercantum
dalam surat at tin. Subhanallah!
Di malam hari, menu utama Rasulullah adalah sayur-sayuran. Beberapa riwayat
mengatakan, beliau selalu mengonsumsi sana al makki dan sanut. Secara umum
sayur-sayuran memiliki kandungan zat dan fungsi yang sama, yaitu memperkuat
daya tahan tubuh dan melindungi dari serangan penyakit.
Disamping menu wajib di atas, ada beberapa jenis makanan yang disukai
Rasulullah tetapi beliau tidak rutin mengonsumsinya. Diantaranya tsarid, yaitu
campuran antara roti dan daging dengan kuah air masak (kira-kira seperti bubur
ayam). Beliau juga senang makan buah yaqthin atau labu manis, yang terbukti
bisa mencegah penyakit gula. Kemudian beliau juga senang makan anggur dan
hilbah.
Sekarang masuk pada tata cara mengonsumsinya. Ini tidak kalah pentingnya dengan
pemilihan menu. Sebab setinggi apa pun gizinya, kalau pola konsumsinya tidak
teratur, akan buruk juga akibatnya. Yang paling penting adalah menghindari
isrof (berlebihan). Rasulullah bersabda, “Cukuplah bagi manusia untuk mengonsumsi
beberapa suap makanan saja untuk menegakkan tulang sulbinya (rusuknya).”
Makanlah dengan sikap duduk yang baik yaitu tegap dan tidak menyandar, karena
hal itu lebih baik bagi lambung, sehingga makanan akan turun dengan sempurna.
Rasulullah bersabda, “Sesungguhnya aku tidak makan dengan bersandar.”
Prinsip ketiga berpuasa. Sebulan dalam setahun, umat Islam diwajibkan bukan
saja dengan mencapai ketaqwaan tetapi juga ksehatannya dapat terjaga.
“Berpuasalah kamu supaya sehat tubuhmu” (HR Bukhari)
Puasa akan membawa kita pada kesehatan yang sangat luar biasa. Secara
fisiologis, puasa sangat erat kaitannya dengan kesehatan tubuh manusia. Saluran
pencernaan manusia tempat menampung dan mencerna makanan, merupakan organ dalam
yang terbesar dan terberat di dalam tubuh manusia. Sistem pencernaan tersebut
tidak berhenti bekerja selama 24 jam dalam sehari. Banyak hasil penelitian
modern yang memaparkan bahwa puasa sangat menyehatkan. Diantaranya, memberikan
istirahat fisiologis menyeluruh bagi sistem pencernaan dan sistem syaraf pusat,
menormalisasi metabolisme tubuh, menurunkan kadar gula darah, mengikis lipid
“jahat” (cholesterol), detoksifikasi (membuang racun dari tubuh), dan lain
sebagainya.
Selain itu, diajarkan juga kepada kita agar senantiasa berdo’a baik sebelum
maupun sesudah makan.
Doa sebelum makan:
“Ya Allah, berkahilah untuk kami, pada apa yang telah Engkau rizkikan kepada
kami, dan periharalah kami dari api neraka”(Al Hadist).
Doa sesudah makan:
“Segala puji bagi Allah yang telah memberi makan dan minum kami, serta
menjadikan kami orang-orang muslim”(HR. Abu Dawud dan Tirmidzi).
3. Olahraga Sehat Ala Rasul
Olahraga merupakan kegiatan menggerakan seluruh anggota tubuh secara teratur,
sehingga otot-otot menjadi kuat, persendian tidak kaku, dan aliran darah
berjalan lebih lancar ke semua jaringan dan organ-organ tubuh. Rasulullah SAW
menganjurkan semua muslim berolahraga secara rutin sebagai upaya untuk menjaga
kesehatan dan kesegaran jasmani. Sabda beliau: “Ajarilah anakmu (olahraga) berenang
dan memanah” (HR.Dailami).
Olahraga yang dilakukan secara rutin dapat menunjang perkembangan jiwa.
Meningkatkan ketrampilan dan pertumbuhan badan.selain untuk menjaga stamina
olahraga berfungsi untuk memperkuat daya tahan tubuh, sehingga tidak mudah terserang
penyakit.
Dalam keseharian, bila perjalanan jarak pendek, Rasullah selalu berjalan kaki,
yaitu dari rumah ke masjid, dari masjid ke pasar dan dari pasar ke rumah-rumah
sahabat. Bahkan beliau berjalan kaki ketika mengunjungi makam pahlawan di Baqi sekitar
tiga kilometer dari pusat kota Madinah, baik pada waktu terik matahari maupun
malam. Beliau tidak suka hidup manja. Sebab ketika berjalan kaki keringat
mengalir di sekjur badan, pori-pori kulit terbuka dan peredaran darah berjalan
nomal sehingga terhindar dari penyakit jantung. Ingatlah mencegah itu lebih
baik daripada mengobati.
4. Bersih Sehat Ala Rasulullah
Beliau senantiasa nampak rapi dan bersih walaupun pakaian yang beliau miliki
tak lebih dari dua salinan. Tak pernah ada bintik-bintik hitam atau kuning pada
sorbannya. Sedang gamisnya selalu putih bersih. Tiap hari kamis atau jumat
beliau mencukur rambut-rambut halus yang tumbuh di bagian pipi. Kuku juga
dipotong setiap pekan. Rambut yang panjang selalu tersisir rapi pada waktu
tertentu, beliau mengoleskannya dengan sejenis minyak wangi. Gigi beliau putih
dan berbaris rapi.
Beliau bersabda:
“Gosoklah gigimu berulang-ulang sebab hal itu membersihkan mulut dan disukai
Allah”
Rasulullah menggosok gigi bukan hanya setelah bangun tidur tapi juga setiap
habis makan dan setiap hendak sholat. Pada hari jumat disunahkan untuk mandi
sebelum pergi ke masjid. Nabi bersabda:
“Mandi hari jumat adalah wajib bagi setiap orang dewasa. Demikian pula
menggosok gigi dan memakai harum-haruman”(HR Muslim).
Bukan saja dikala hendak melakukan sholat, diluar sholat pun setiap muslim
harus memperhatikan kebersihan diri. Rasulullah menjaga kebersihan bukan hanya
karena ingin sehat tapi juga merindukan kasih saying Allah.
5. Tidak Marah Ala Rasulullah
Suatu riwayat menceritakan bahwa seorang untusan dari Bani Nadhir menemui
Rasulullah untuk minta nasehat yang pendek dan dengan melaksanakan nasehat
pendek itu, ia ingin masuk surga sehingga terlepas dari siksa neraka. Nabi
memberi nasehat pendek.
"Jangan Marah"
"Ulangi nasehatmu ya Rasulullah!"
"Jangan Marah"
“Sekali lagi ya Rasulullah!"
"Jangan Marah"
Siapa yang tidak pemarah hatinya aka tenteram, jika rasa marah tumbuh segeralah
dihilangkan dengan :
- Merubah posisi, misalnya jika marah timbul ketika sedang berdiri maka
duduklah, jika sedang duduk maka berbaringlah.
-Segeralah berwudhu dan mengerjakan sholat sunah dua rakaat.
6. Taka Pernah Iri Hati Ala Rasulullah
Iri hati adalah saudara kandung dari buruk sangka. Misal, timbul kecemasan dan
kegelisahan dalam diri seseorang jika temannya memperoleh kehidupan yang lebih
baik atau pangkat yang lebih tinggi. Hati Rasulullah selalu tenteram dan tak
pernah membenci siapapun. Beliau bersabda:
"Tak kan masuk surga siapa pun yang gemar memburuk-burukan nama orang
lain".(HR. Abu Dawud)
Hanya dalam dua hal unmat Islam boleh bersikap iri. Sabda Rasulullah:
"Tak boleh bersikap iri kecuali dalam dua hal. Pertama terhadap orang yang
memiliki kekayaan dan mempergunakannya untuk menegakkan yang haq. Kedua
terhadap orang yang memiliki pengetahuan dan rajin menyebarkannya
pengetahuannya itu kepada orang banyak" (HR.Bukhari)
Adanya keimanan dalam diri seseorang akan memiliki sikap hidup ikhlas dan
sabar. Kedua sikap hidup tersebut merupakan kunci kebahagiaan. Hilangnya rasa
ikhlas dan sabar. Kedua sikap hidup tersebut merupakan kunci kebahagiaan.
Hilangnya rasa ikhlas dan sabar akan menyebabkan penyakit yang kita kenal
dengan sebutan stres. Apabila stres telah menghinggapi seseorang maka dia akan
menjadi lemah yang akhirnya mudah terserang penyakit. Wallahu a'lam bishawab.
Diambil: Dari berbagai sumber
Sumber : http://www.imsa.us/index.php/blog/28-pola-hidup-sehat-ala-rasulullah